Beberapa rekan Entrepreneur kirim sms, telepon, dan e-mail ke saya, berkaitan berbagai permasalahan bisnis, yang pada akhirnya membuat mereka menjadi bangkrut, terpuruk hidupnya, hampir bercerai dengan istrinya, stres, depresi, dan masih banyak lagi hal negatif terjadi pada dirinya. (Maaf, saya tidak bermaksud memberitakan hal negatif). Hal tersebut lebih disebabkan oleh kebangkrutan dalam bisnis, dan sebagian ada yang kapok memulai bisnis kembali, dan mencoba melamar kerja kembali. MasyaAllah.
Ada beberapa hal (menurut saya lho) bahwa seorang Entrepreneur, bisa jatuh terpuruk bisnisnya, rugi, bahkan pailit atau bangkrut, yaitu bisa disebabkan oleh:
1. Terlalu ambisius, sehingga action bisnisnya tanpa perhitungan sama sekali. Modal nekad doang. Yang penting jalan dulu. Akhirnya ya benar-benar jalan merosot terus ke bawah.
2. Terlalu banyak pakai duit orang lain…atau terlalu BODOL (Berani Optimis Pakai Duit Orang Lain). Sehingga berakibat lupa diri, bahwa itu duitnya orang lain yang harus dikembalikan juga…bukan duitnya sendiri. Nah, karena lupa diri ini, maka cara pakai duitnya juga bisa saja sembarangan, gak pakai perhitungan untung rugi bisnis. Asal pakai saja, urusan…menyusul belakangan.
3. Merasa terlalu “motivated & populer”, sehingga sampai “over self confidence”. Seseorang jika sudah terlalu “over self confidence” …biasanya juga “over expectation”, berlebihan dalam harapan mencapai sasaran-sasaran bisnisnya. Dia berpikir, karena sudah punya kepercayaan diri tinggi dan sudah populer, maka bisnisnya pasti lancar jalannya. Ini juga bisa menyebabkan berpikir “menggampangkan” relasi bisnisnya. Akibatnya bisa dijauhi, bahkan ditinggal relasinya, karena sering tidak sepaham. Kalau sudah begini ya gak bisa maju bisnisnya doong.
4. Tidak mau & tidak cepat belajar tentang kondisi dari lingkungan bisnisnya. Sering mengabaikan “bisikan hati nurani”, sehingga kepekaan intuisi bisnisnya tidak terasah.
5. Sangat gampang terpengaruh lingkungan sekitarnya. Sehingga menjadi mudah terseret seperti model lingkungannya. Menjadi lupa untuk mem-filter segalanya.
6. Terlalu menjaga gengsi pribadi. Sehingga sangat ingin orang lain tahu, bahwa dia sudah sangat sukses. Ini berakibat memilki sifat konsumtif banget. Sungguh berbahaya, karena ada keinginan yang kuat untuk pamer hal-hal bersifat fisik, sebelum waktunya.
7. Kurang memiliki rasa empati bisnis. Ini terkait dengan BODOL tadi. Jadi asal “gasruk” saja…asal “sikat” dulu. Tidak mau merasakan dan mencermati lebih dulu, bagaimana sebenarnya bisnis yang mau dijalankan tersebut.
8. Terlalu mengedepankan / mengutamakan kepentingannya sendiri lebih dulu. Lebih banyak berpikir untuk meraih keuntungan pribadi dulu. Sering mengabaikan kebutuhan relasi bisnis. Padahal bisnis itu harus seimbang, kepentingan orang lain juga harus diperhatikan.
9. Tidak terbuka terhadap relasi bisnis, selalu ada yang disembunyikan. Bisa dibilang juga, kurang jujur mengungkapkan bagaimana bisnis sebenarnya. Kejujuran itu modal utama bisnis. Jujur adalah mata uang yang berlaku dimana pun.
10. Kurang sekali memberi dan melayani orang lain. Atau bahasa singkatnya: kurang bersedekah. Nah, kalau sudah seperti ini, biasanya juga kurang perhatian kepada konsumen/customer nya. Tidak bijak melayani dan merawat konsumen. Padahal ini sangat penting untuk loyalitas konsumen kita. Sebenarnya, pada kondisi apa pun kita ini, banyaklah beramal-sedekah. Bantulah orang lain sebanyak mungkin, apalagi konsumen kita. Ini sering dilupakan.
11. Kurang ikhlas menjalani kehidupannya. Kebanyakan lebih sering berpura-pura ikhlas, bukan ikhlas yang sesungguhnya. Ini bisa berbahaya bagi dirinya…khususnya mental dan imannya.
12. Kurang pandai bersyukur. Apa pun yang terjadi sebenarnya selalu patut untuk disyukuri. Bersyukurlah di saat kaya, sebelum miskin. Di saat sehat sebelum sakit. Jika pandai bersyukur, niscaya InsyaAllah selalu dibantu Allah dalam menangani kehidupannya….karena orang yang pandai bersyukur pastilah selalu ingat Allah SWT di dalam setiap langkahnya.
0 Komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar disini walaupun hanya "Hay". Kami akan menghargai komentar anda. Anda berkomentar saya akan berkunjung balik