Rahasia petunjuk cara merawat battery Rechargeable (laptop atau handphone)
Written By haris on Thursday, May 20, 2010 | 10:12 AM
PENDAHULUAN:
Rechargeable Battery (NiCd, NiMH, LiIon) mempunyai sifat Memory Effect.
Memory Effect yaitu sifat battery yang “mengingat” kondisi terakhir di-charge sebagai kondisi minimum baru-nya. Jadi misalnya sebuah battery dengan kapasitas 1000 mAH telah di isi penuh, kemudian dipakai sampai muatannya misalnya tinggal 50 mAH, di pesawat (Ponsel atau HT) telah mengindikasikan Battery Low. Bila langsung di-charge ulang, maka akan terjadi memory effect yaitu kondisi 50 mAH ini menjadi kondisi minimum (sebagai titik 0 mAH baru) battery tersebut, jadi battery hanya bisa diisi sebanyak 950 mAH.
Bila pesawat dipakai lagi sampai sisa 50 mAH lagi lalu di charge lagi maka titik yang seharusnya 100 mAH menjadi titik 0 mAH baru battery tersebut, jadi kapasitas pengisian hanya bisa sampai 900 mAH.
Begitu seterusnya, lama-lama kapasitas battery menjadi sedikit sekali sehingga kadang-kadang sekali pemakian pesawat langsung Battery Low.
ILUSTRASI:
Anggap kita punya drum yang kita isi CAIRAN FIKTIF yang permukaannya bisa mengeras bila ditekan dari atas secara mendadak. Sementara untuk mengeluarkan cairan hanya bisa dari atas.
Mula-mula kita bisa isi drum 100 liter cairan, waktu kita keluarkan tidak sampai habis, sisa 5 liter,
Kemudian kita isi lagi dengan menuang dari atas, karena mengalami tekanan mendadak terjadilah pengerasan pada permukaan yang 5 liter tadi, akibatnya cairan yang effektif bermanfaat untuk di keluarkan tinggal 95 liter..begitu seterusnya. Karena berulang-ulang terjadi pengerasan permukaan cairan setiap pengisian, lama-lama cairan yang bisa di isi tinggal sedikit.
PENYEBAB SEBENARNYA:
Pada waktu pengisian battery terjadi arus masuk (arus forward) sedangkan pada waktu pemakaian terjadi arus keluar (reverse).
Bila battery masih kosong dan arus forward diberikan, apa yang terjadi di dalam battery adalah reaksi kimia dari molekul-molekul battery, untuk menyederhanakan sebut saja dari zat A (kosong) menjadi zat B (bermuatan). [Disederhanakan karena tiap jenis battery mengalami reaksi kimia yang berbeda sehingga sulit diterangkan satu persatu, yang penting kita tahu prinsipnya].
Pada waktu pemakian/pengosongan ada arus reverse, yang terjadi adalah proses kimia dari zat B menjadi zat A kembali.
Bila pemakaian tidak benar-benar sampai habis, apa yang terjadi adalah masih tersisanya molekul-molekul zat B dalam battery tersebut.
Apa yang terjadi pada molekul zat B bila diberikan arus forward lagi? Dia akan membentuk zat yang bersifat isolasi sehingga “tahanan dalam” cel naik, molekul ini kita sebut sebagai zat C.
Zat C ini bersifat isolatif jadi sukar terpengaruh bila ada arus forward atau reverse yang biasa (kecil), akibat nya lama kelamaan jumlah molekul zat A atau B menurun karena telah berubah menjadi zat C ini.
Lama-lama cel battery menjadi isolator jadi seolah-olah putus. [Pada jenis battery Lithium Ion diyakini zat C yang berisfat isolasi ini tidak terbentuk, padahal sebenarnya terbentuk juga hanya jumlahnya lebih sedikit dari jenis battery yang lain, sehingga pengaruh buruknya lebih lama].
Kenapa Battery-baru waktu chargingnya lama, battery jelek chargingnya cepat tapi cepat habis kalau dipakai?
Charger sekarang biasanya sudah dibuat otomatis, bila sudah “Penuh” charging berhenti sendiri.
Kondisi Penuh ini dipantau melalui arus yang mengalir, bila battery masih kosong, arus yang mengalir cukup besar, bila dia sudah penuh arusnya mengecil. Charger mendeteksi bila arusnya cukup kecil dia memutus hubungan ke Battery, dianggap sudah penuh. Ini demi keamanan battery itu sendiri karena kalau terlalu lama di-charge gejalanya menjadi seperti diatas pula, yaitu bila semua molekul telah berubah menjadi zat B tapi masih di charge, akibatnya akan terbentuk zat C pula.
Bila telah terbentuk banyak zat C dalam battery akibatnya sifat konduksi menjadi turun karena sifat zat C adalah isolasi, dengan lain perkataan “tahanan dalam” dari battery tersebut menjadi tinggi (battery bagus tahanan dalamnya kecil, idealnya = 0 Ohm). Akibatnya bila di hubungkan ke charger arus yang mengalir kecil, nah inilah yang menipu charger, disangka sudah penuh maka dia buru-buru berhenti charge. Disamping itu jumlah zat A yang dirubah menjadi zat B pun memang sudah tinggal sedikit. Karena muatan yang tersimpan sedikit, bila digunakan pasti cepat habis.
KIAT MERAWAT BATTERY:
Setelah memahami karakteristik battery charger di atas maka cara merawat Battery di bawah akan mudah dipahami mengapa harus begitu.
1. Pada saat battery baru, biasanya dia sudah mengandung muatan sedikit sehingga bisa dipakai untuk menyalakan pesawat walau sebentar. Jangan langsung di charge!, tapi kosongkan dahulu dengan jalan menggunakan pesawat lalu dilanjutkan menggunakan R(esistor): 5 Ohm/5W atau gunakan lampu rem mobil 25 W/12 V. Hubungkan ke dua kaki R pada ke dua kutub battery yang biasanya terhubung ke beban Ponsel/HT, jadi battery harus dilepaskan dari pesawat, bila dilihat ada 4 kutub, maka kutub-kutub yang di pinggir itulah yang dimaksud. Tujuannya agar semua molekul menjadi kosong muatannya. Lamanya waktu pengosongan relatif, tapi sebagai indikasinya biasanya R nya yang mula-mula panas lama kelamaan menjadi dingin. Baru setelah itu battery boleh di charge sampai penuh. (Nilai 5 Ohm ini cocok buat battery Ponsel/HT yang besarnya berkisar 3.6 V – 9.6 V. Bila tegangan battery lebih besar dari ini, nilai R nya bisa ditambahkan sedikit agar tidak terlampau panas.)
2. Selalu bila battery dipakai pesawat telah mencapai indikasi battery-low, lepaskan dari perangkat, lakukan pengosongan seperti butir no. 1 di atas, baru boleh di charge. Yang penting prinsipnya jangan mengisi battery kalau tidak benar-benar kosong dulu.
3. Jangan menggunakan/menyalakan pesawat sambil di charge batterynya, karena akan terjadi arus forward dan reverse bergantian pada battery yang tidak kosong, sehingga mudah terjadi memory effect. Selain itu bila pesawat nyala/dipakai arus yang ditarik dari charger cukup besar sehingga charger menduga battery belum penuh, akibatnya charger terus-menerus on walaupun sebenarnya battery-nya sudah penuh, akibatnya akan merusak battery tersebut.
4. Untuk charger yang tidak otomatis, misalnya charger battery satuan (@ 1,2 V) kita harus perhatikan peraturan waktu charging battery sesuai dengan kapasitas battery dan chargernya. Misalnya kapasitas battery 1500 mAH sedangkan arus charging-nya 100 mA, maka perlu (1500:100) = 15 jam lebih sedikit. Terlampau lama mininggalkan battery pada chargernya akan menimbulkan memory effect.
5. Jangan mengosongkan battery dengan cara menghubung singkat, karena arus besar sekali yang mengalir dalam battery bisa mengakibatkan ledakan, api dan putusnya jalur di dalam battery, apalagi kalau muatan battery sedang penuh. Kalau muatan battery hampir kosong di tandai dengan beban R yang telah dingin, ke dua kutub battery boleh bahkan di anjurkan untuk di hubung singkat, karena lebih membersihkan muatan yang tersisa.
Bila kita rajin mengikuti petunjuk tersebut di atas, sampai 3 - 4 th. Battery akan tetap prima, lumayan buat menghemat devisa dan mengurangi stress akibat jengkel karena battery cepat habis.
Bila pemakaian pesawat tidak boleh terputus maka diperlukan battery cadangan selama proses di atas.
CARA-CARA MEMPERBAIKI RECHARGEABLE BATTERY:
Pendahuluan:
Zat C yang bersifat isolasi ini ternyata bisa dipecahkan / diurai kembali menjadi zat A atau zat B dengan mengalirkan Arus yang sangat BESAR pada Battery. Bila arus besar itu Forward (masuk) maka zat C bisa kembali menjadi zat B, sebaliknya bila arahnya ke luar / reverse, zat C bisa menjadi zat A.
Arus besar yang dimaksud adalah kira-kira sekitar 2 A sampai 10 A. Karena itu untuk Cara No. 2 dan 3 di bawah ini memerlukan sebuah Power Supply Unit (PSU) yang bisa di-adjust tegangannya dari 0 V – 30 V dengan maximum kapasitas 20 A atau 30 A. Sediakan pula R dan AVO meter.
PERHATIAN: Untuk mencapai arus besar pada battery 3.6 V – 9.6 V yang telah jelek diperlukan tegangan antara 12 V – 20 V, karena itu kita harus hati-hati dalam penangannya karena hubung-singkat pada kabel-kabel PSU bisa menimbulkan ledakan dan bunga api.
CARA 1:
Bila memory effect masih sedikit battery masih agak bagus kita bisa mengharapkan mendapat arus Besar Reverse (keluar) sebesar sekitar 2 A dengan jalan sebagai berikut:
1. Isi penuh dulu battery dengan charger biasa, lalu kosongkan secara cepat menggunakan beban antara R (1,8 Ohm) untuk battery 3,6 V sampai dengan R (= 4,7 Ohm) untuk battery 9,6 V. [Perhatian R yang dipakai di sini harus dengan watt yang besar minimum 5 W, kalau susah mendapatkan R ini bisa diganti dengan lampu mobil 12V antara 50 W – 25 W.]
2. Karena arus 2 A ini cukup besar maka battery dan R akan panas, jadi beban R tidak boleh terus menerus di hubungkan tapi hanya untuk kira-kira 5 – 15 detik lalu dilepas.
3. Setelah R agak dingin, ulangi step 2 berulang-ulang, sampai isi battery kosong.
4. Ulangi step 1 – 3 sebanyak 2 @ 3 kali, kemudian battery di charge dengan normal chargernya sebelum dipakai.
Bila battery masih cukup baik dia bisa di isi cukup banyak untuk bisa menghasilkan arus sekitar 2 A bila diberi beban, tapi kalau battery sudah terlampau parah dia tidak bisa diisi cukup banyak muatan sehingga bila diberi beban atau bahkan dihubung singkat sekalipun kita tidak bisa mendapatkan arus sebesar 2 A, untuk itu kita memerlukan pertolongan PSU pada CARA 2 dan 3 di bawah ini.
CARA 2:
Bila arus 2 A tidak bisa kita dapatkan melalui pengosongan battery dengan beban R atau kadang-kadang dengan arus 2 A ini memory effect belum bisa dipecahkan, kita perlu adjustable PSU yang ada Ampere-meter dan Volt-meternya untuk mendapatkan arus masuk (forward) yang besar:
1. Kosongkan battery dengan R (5 Ohm) sampai tuntas, seperti metoda perawatan battery.
2. Hubungkan kutub + PSU ke kutub + battery, kutub – PSU ke kutub – Battery seperti gambar.
3. Naikkan tegangan perlahan-lahan, monitor penunjukan Ampere Meter, dapatkan kurang-lebih 5 A. Setelah kira-kira 2 – 4 detik dilepas, istirahat 2 detik, sambung lagi 2 – 4 detik begitu seterusnya sampai battery menjadi panas sekali.
4. Dinginkan battery dulu.
5. Lalu kosongkan battery seperti step 1.
6. Ulangi step 2 - 5 sebanyak 2 @ 3 kali.
7. Charge battery dengan normal chargernya.
Bila setelah dipakai ternyata battery masih juga kurang tahan lama, coba ulangi prosedur ini tapi sekarang dengan arus 10 A. Dalam percobaan untuk battery 7,2 V kadang-kadang diperlukan tegangan antara 15 V – 20 V untuk mendapatkan arus 10 A.
Bila tegangan sudah dinaikkan sampai 20 V bahkan 30 V tetapi arus yang mengalir sangat kecil atau bahkan 0 A, maka battery dikatakan sudah putus, tidak ada cara lain kecuali dibongkar dan dicari Cel mana yang putus untuk diganti dengan Cel yang baru (Satu Cel tegangan normalnya 1,2 V).
CARA 3:
Cara 3 ini ditempuh bila cara 2 tidak berhasil, caranya hampir sama dengan cara 2 yaitu sama-sama menggunakan PSU, bedanya sekarang dengan menggunakan arus ke luar (reverse), prinsipnya sama dengan cara 1 yaitu arus-nya reverse, hanya bedanya arusnya lebih besar (5 A - 10 A).
Mungkin kata-kata ini membingungkan kita, tapi bila telah mengetahui step-step-nya akan menjadi paham.
1. Kosongkan battery dengan R (5 Ohm) sampai tuntas, seperti metoda perawatan battery.
2. Hubungkan kutub + PSU ke kutub – battery, kutub – PSU ke kutub + Battery seperti gambar.
3. Naikkan tegangan perlahan-lahan, monitor penunjukan Ampere Meter, dapatkan kurang-lebih 5 A. Setelah kira-kira 2 – 4 detik dilepas, istirahat 2 detik, sambung lagi 2 – 4 detik begitu seterusnya sampai battery menjadi panas.
4. Dinginkan battery dulu.
5. Lalu kosongkan battery seperti step 1.
6. Ulangi step 1 - 5 sebanyak 2 - 3 kali. [Polaritas battery biasanya jadi terbalik tapi tegangannya sangat rendah, hal ini tidak apa-apa]
7. Charge battery dengan normal chargernya.
Perhatikan perbedaan step 3 dengan step 2, hubungannya saling terbalik. Karena itu step no. 1 yaitu pengosongan haruslah benar-benar dilakukan sampai tuntas, karena bila battery masih penuh dihubungkan dengan power supply dengan polaritas terbalik akan terjadi loncatan bunga listrik yang cukup besar.
Seperti Cara 2, Cara 3 ini bila belum berhasil naikkan arusnya menjadi sampai 10 A.
CIRI-CIRI BATTERY YANG SUDAH SUKAR TERTOLONG:
1. Seperti pernah disebutkan yaitu bila tegangan charging sudah dinaikkan sampai tinggi sekali tapi arus yang mengalir cuma sangat kecil atau bahkan 0 maka disebut battery telah putus, padahal mungkin yang putus hanya satu cel saja, atau satu cel telah menjadi sangat isolatif, cel ini harus diganti.
2. Misalnya sebuah battery tertulis 7,2 V, walau telah dilakukan ke 3 cara di atas lalu di-charge ulang, di ukur tegangannya didapat hanya 6 V, maka disimpulkan satu cel telah mati secara short-circuit. Penanggulangannya spt. No. 1 yaitu battery dibongkar dan diganti cel yang short ini.
3. Bila battery telah meleleh sebaiknya diganti saja, karena cairannya sangat korosif sehingga sangat mudah merusak rangkaian pesawat.
Pepatah lebih baik mencegah dari pada mengobati di sini juga berlaku, melakukan perawatan lebih baik hasilnya dari pada memperbaiki battery yang telah rusak.
Jakarta, September 13, 1999.
Related Articles
0 Komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar disini walaupun hanya "Hay". Kami akan menghargai komentar anda. Anda berkomentar saya akan berkunjung balik