BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perekonomian yang sudah modern atau lebih maju penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada para pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal.Investasi akan menambah jumlah barang-barang modal yang tersedia dan meninggikan kemampuan perekonomian itu menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat. Sebagai balas jasa kepada kesediaan para penerima pendapatan untuk menabung sebagian pendapatan mereka, pengusaha akan membayar bunga ke atas seluruh tabungan yang disediakan oleh sector rumah tangga.
Ahli-ahli ekonomi klasik tetap berkeyakinan bahwa walaupun rumah tangga akan menabung sebagian dari pendapatan yang diperolehnya, kekurangan dalam permintaan tidak akan terjadi dalam perekonomian. keyakinan itu didasarkan kepada pandangan yang pada hakikatnya mengatakan bahwa semua tabungan sector rumah tangga yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan digunakan oleh para pengusaha untuk berinvestasi. Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, dalam perekonomian suku bunga selalu mengalami perubahan. Dan perubahan itu akan menyababkan seluruh tabungan yang diciptakan sector rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama besarnya dengan jumlah investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Oleh karenanya jumlah seluruh pengeluaran dalam perekonomian (pengeluaran agregat), yang meliputi konsumsi oleh rumah tangga dan investasi oleh para pengusaha , akan selalu sama dengan nilai seluruh produksi yang diciptakan oleh sector perusahaan pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Dengan kata lain, pengeluaran agregat yang dicapai pada waktu tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan penawaran agregat pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Menyadari kelemahan teori dan analisis yang dilakukan oleh ahli-ahli ekonomi klasik, Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori Klasik, yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian. Keynes berpendapat bahwa penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaaan yang terjadi, dan hal itu disebabkan Karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. perbedaan pendapat yang sangat bertentangan diantara Keynes dan ahli-ahli ekonomi klasik ini bersumber dari perbedaan pendapat mereka dalam dua persoalan berikut:
1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi dan suku bunga dalam perekonomian
2. Sifat-sifat perkaitan diantara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh para pengusaha
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kecondongan Menabung Marjinal
Dalam bahasan tabungan pada ilmu ekonomi konvensional, dijelaskan bahwa tabungan merupakan selisih dari pendapatan dan konsumsi. Tanpa dijelaskan secara detil apa yang menjadi motifasi dari tabungan tersebut. Dalam teori konvensional ini, relatif terlihat bahwa tabungan merupakan sebuah konsekwensi dari pendapatan yang tidak digunakan. Sehingga fungsi tambahan menabung atau kecenderungan menabung marjinal (marginal propensity to save; MPS) menjadi MPS = 1 – MPC, dimana MPC merupakan kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propensity to consume) dari seorang individu. Kecondongan menabung marjinal atau MPS dapat didefenisikan sebagai perbandingan diantara pertambahan tabungan (∆S) dengan pertambahan pendapatan disposable (∆Y). Nilai MPS dapat dihitung dengan formula :
MPS = ∆ S
∆Y
Penjelasan kecenderungan tabungan ini juga disinggung dalam bahasan teori permintaan uang (money demand). Kita ketahui bahwa dalam wacana konvensional permintaan uang memiliki tiga motif utama, yaitu :
a. motif transaksi (transaction motive)
Seseorang memegang uang tunai karena menurutnya dengan memegang uang tunai segala urusan yang berhubungan dengan transaksi jual beli barang dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari akan menjadi lancer. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin besar pengeluarannya.
b. motif berjaga-jaga (precautionarymotive )
Seseorang akan menyimpan uang tunai karena didorong oleh keinginan untuk berjaga-jaga terhadap kejadian-kejadian yang sifatnya darurat dan tak terduga. Misalnya, seseorang yang sakit mendadak . Besar kecilnya persediaan uang buntuk keperluan berjaga-jaga akan bergantung pada tingkat pendaoatan orang yang bersangkutan.
c.motif spekulasi (speculation motive).
Menurut Keynes, alasan lain sesorang menyimpan uang tunai, yaitu karena didorong oleh keinginan untuk berspekulasi atau untung-untungan. Tinggi rendahnya uang yang disimpan untuk keperluan spekulasi, akan sangat bergantung pada tingkat bunga. Jika tingkat bunga tinggi, orang akan lebih suka menabung di bank daripada berspekulasi. Sebaiknya, jika tingkat bunga rendah, orang lebih suka berspekulasi daripada menabung uangnya di bank. Tetapi dalam Islam motif spekulasi tidak diakui, karena aktivitas ekonomi berupa spekulasi (maisir) dilarang secara syariah. Sehingga motif yang ada untuk memegang uang hanyalah motif untuk transaksi dan berjaga-jaga, atau dengan kata lain motif untuk konsumsi (memenuhi kebutuhan) dan menabung.
Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah mencapai kondisi masyarakat yang sejahtera, maka untuk itu pemerintah di berbagai negara berusaha untuk meningkatkan pendapatan nasional. Apabila pendapatan nasional meningkat dengan asumsi ceteris paribus, maka pendapatan perkapita masyarakat juga akan meningkat. Untuk tujuan tersebut maka pemerintah menjalankan berbagai program pembangunan ekonomi.
Persyaratan fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertambahan penduduk. Pembentukan modal tersebut harus didefinisikan secara luas sehingga mencakup semua pengeluaran yang sifatnya menaikan produktivitas. Menurut Sjahrir, (1995 : 76) pada dasarnya besar dana pembangunan yang dibutuhkan sangat bergantung pada tiga hal utama, yaitu :
Persyaratan fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertambahan penduduk. Pembentukan modal tersebut harus didefinisikan secara luas sehingga mencakup semua pengeluaran yang sifatnya menaikan produktivitas. Menurut Sjahrir, (1995 : 76) pada dasarnya besar dana pembangunan yang dibutuhkan sangat bergantung pada tiga hal utama, yaitu :
1. Target pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai
2. Efisiensi penggunaan dana
3. Kemampuan menggali dana baik domestic maupun luar negeri.
Adapun kaitan antara tiga hal tersebut adalah semakin tinggi target pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai oleh suatu negara, maka semakin tinggi pula kebutuhan dana investasi yang dibutuhkan, sebaliknya semakin efisien kita menggunakan dana investasi maka dengan pertumbuhan output yang sama, kebutuhan dana investasi semakin kecil, dan semakin tinggi kemampuan menggali dana investasi maka semakin mudah pula target pertumbuhan ekonomi dicapai.
Pada perekonomian yang dikendalikan secara terpusat dimana badan usaha milik negara memegang dominasi, pembentukan modal pembangunan dapat dilakukan dengan menahan sebagian hasil pengembalian (returns) yang dibayar kepada produksi sehingga pembayaran lebih kecil dari hasil produk marjinal, tetapi pada perekonomian yang terdesentralisasi, pembentukan modal dari sumber internal pasti akan berasal dari tabungan pemerintah atau swasta.
Dalam kadar tertentu, jika keadaan cukup mendukung, kenaikan tingkat tabungan bisa menjadi sukarela di sektor swasta. Disini diperlukan usaha pemerintah untuk menjaga stabilitas moneter sehingga kebiasaan menabung tidak diredupkan oleh inflasi yang tinggi, juga pemerintah bisa berperan dalam penyediaan atau pembentukan lembaga keuangan yang cocok guna menarik tabungan rumah tangga dan menggunakannya secara produktif.
Perpajakan sangat berperan untuk memberikan insentif bagi tabungan atau disinsentif bagi konsumsi barang-barang mewah. Tabungan perusahaan juga dapat dirangsang melalui sistem pemajakan laba usaha untuk mendorong ditahannya dan diinvestasikannya kembali laba usaha. Tabungan swasta secara sukarela, meskipun bermanfaat dan penting, namun tidak mungkin akan mencukupi, khususnya pada tahap awal pembangunan. Iklim ekonomi yang menyokong tabungan swasta perlu dikembangkan dan tentu hal itu memerlukan waktu, dan pada saat itu anggaran pemerintah akan menjadi sumber yang paling memungkinkan untuk pembiayaan pembangunan. Tabungan pemerintah dalam artian klasik merupakan surplus penerimaan pemerintah, yakni total penerimaan pemerintah dikurangi pengeluaran konsumsi pemerintah. Tabungan sektor pemerintah ini dapat diperbesar dengan menaikkan total penerimaan pajak dan/atau dengan mengurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah yang berupa surplus anggaran rutin bisa digunakan untuk membiayai pembentukan modal baik di sektor pemerintah maupun sector
Perpajakan sangat berperan untuk memberikan insentif bagi tabungan atau disinsentif bagi konsumsi barang-barang mewah. Tabungan perusahaan juga dapat dirangsang melalui sistem pemajakan laba usaha untuk mendorong ditahannya dan diinvestasikannya kembali laba usaha. Tabungan swasta secara sukarela, meskipun bermanfaat dan penting, namun tidak mungkin akan mencukupi, khususnya pada tahap awal pembangunan. Iklim ekonomi yang menyokong tabungan swasta perlu dikembangkan dan tentu hal itu memerlukan waktu, dan pada saat itu anggaran pemerintah akan menjadi sumber yang paling memungkinkan untuk pembiayaan pembangunan. Tabungan pemerintah dalam artian klasik merupakan surplus penerimaan pemerintah, yakni total penerimaan pemerintah dikurangi pengeluaran konsumsi pemerintah. Tabungan sektor pemerintah ini dapat diperbesar dengan menaikkan total penerimaan pajak dan/atau dengan mengurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah yang berupa surplus anggaran rutin bisa digunakan untuk membiayai pembentukan modal baik di sektor pemerintah maupun sector
B. Penentu Tabungan Menurut Ahli-ahli Ekonomi Klasik
Ahli-ahli ekonomi klasik tetap berkeyakinan bahwa walaupun rumah tangga akan menabung sebagian dari pendapatan yang diperolehnya, kekurangan dalam permintaan tidak akan terjadi dalam perekonomian. keyakinan itu didasarkan kepada pandangan yang pada hakikatnya mengatakan bahwa semua tabungan sector rumah tangga yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan digunakan oleh para pengusaha untuk berinvestasi. Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, dalam perekonomian suku bunga selalu mengalami perubahan. Dan perubahan itu akan menyababkan seluruh tabungan yang diciptakan sector rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama besarnya dengan jumlah investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Oleh karenanya jumlah seluruh pengeluaran dalam perekonomian (pengeluaran agregat), yang meliputi konsumsi oleh rumah tangga dan investasi oleh para pengusaha , akan selalu sama dengan nilai seluruh produksi yang diciptakan oleh sector perusahaan pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Dengan kata lain, pengeluaran agregat yang dicapai pada waktu tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan penawaran agregat pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Mengapakah ahli-ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa perubahan – perubahan yang dapat dengan mudah berlaku atas suku bunga akan menjamin terciptanya kesamaan di antara jumlah tabungan yang akan disediakan oleh rumah tangga dan jumlah investasi yang akan dilakukan oleh pengusaha? Menurut pendapat mereka keadaan seperti itu akan terjadi karena suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalan suku bunga akan menyebabkan perubahan pula dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi perusahaan. Perubahan – perubahan dalam suku bunga akan terus – menerus berlangsung sebelum kesamaan diantara tabungan dengan jumlah permintaan dana tercapai.t
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, keadaan keseimbangan di antara tabungan dan investasi selalu terjadi dalam perekonomian sebab jumlah tabungan ruymah tangga pada waktu perekonomian mencapai pengunaan tingkat tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu dapatmencapai tingkat yang sama dengan penawaran agregat pad apenggunaan tenaga kerja penuh.
Apabila keadaan yang terjadi adalah berbeda daripada keadaan seimbang, penyesuaian akan terus menerus berlangsung pada pasar modal sehingga tercapai keadaan seimbang. Apabila suku bunga lebih tinggi, jumlah tabungan yang ditawarkan oleh rumah tangga akan lebih besar dari jumlah yang ingin diinvestasi para pengusaha. Kelebihan tabungan ini akan menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga ini akan mengurangi tabungan yang akan ditawarkan oleh rumah tangga sebaliknya akan menambah keinginan untuk melakukan investasi oleh para pengusaha. Selama belum terdapat keseimbangan di antara penawaran tabungan dan permintaan tabungan, penurunan suku bunga akan terus berlangsung sehingga pada akhirnya jumlah yang ingin ditabung oleh rumah tangga adalah sama dengan jumlah yang ingin dipinjam dan diinvestasikan oleh para pengusaha.
C. Kelemahan Pandangan Klasik
Dalam teori Keyness ditunjukan bahwa tingkat pereekonomian tidak selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. menurut keyness yang sebaliknyalah yang selu berlaku, yaitu : perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran dan penggunaan tenaga kerja penuh jarang berlaku.
Terhadap diantara keyakinan Ahli-ahli ekonomi klasik dengan kenyataan yang berlaku dalam perekonomian mendorong Keynes untuk menelaah kembali kebenaran-kebenaran dari teori –teori mereka. Kenyataan bahwa suatu perekonomian dapat mengalami pengangguran dan kemerosotan perekonomian yang sangat buruk menimbulkan keragu-raguan terhadap kebenaran keyakinan ahli-ahli ekonomi klasik yang berpendapat bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Pada akhit tahun 1920-an, pada waktu perekonomian dunia mengalami kemunduran yang sangat serius, orang telah semakin meragukan kebenaran pendapat ahli-ahli ekonomi klasik bahwa didalam perekonomian tidak terdapat keraguan permintaan. Keadaan yang sebaliknya wujud pada waktu itu, yaitu kemampuan factor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa adalah lebih besar daripada permintaan masyarakat yang terwujud. Dengan kata lain kekurangan permintaan agregat dalam perekonomian merupakan sumber dari pengangguran dan kemunduran perekonomian yang sangan buruk.
Analisis-analisis yang di kemukakan oleh ahli-ahli ekonomi klasik tidak dapat memberikan penjelasan mengenai sebab-sebabnya pengangguran yang disebabkan oleh kekurangan permintaan agregat dapat terjadi. Keyakinan mereka bahwa didalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan yang cukup besar, sehingga akan selalu menajamin tewujudnya tingkat pengangguran tenaga kerja penuh, menyebabkan mereka mengabaikan analisis terhadap permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. Merka sama sekali tidak membuat analisis tentang factor-faktor yang menentukan permintan agregat yang dicapai dalam suatu perekonomian, dan akibat dari perubahan-perubahan dalam permintaan agregat kepada :
i. tingkat kegiatan ekonomi yang di capai
ii. penggunana tenaga kerja.
Ahli-ahli ekonomi klasik lebih menumpukkan perhatian kepad analisis mengenai masalah produksi, yaitu mereka terutama menerangkan tentang cara menggunakan factor- factor produksi yang terbatas tersebut dengan efisien. Dengan kata lain, teori klasik lebih menekankan kepada analisis-analisis disegi penawaran.
D. Kritik Keyness Terhadap Terhadap Pandangan Klasik
Menyadari kelemahan analisis yang dilakukan oleh ahli-ahli ekonomi klasik merupakan dorongan penting kepada Keynes untuk melakukan suatu pendekatan baru didalam menelaah
i. Pola kegiatan ekonomi masyarakat
ii. bagaimana tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat produksi yang dicapai ditentukan .
didalam usahanya ini antara lain Keyness menunjukkan beberapa kelemahan dari pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang telah diterangkan sebelum ini. Keyness tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori klasik, yaitu bahwa pengangguaran tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian. Keyness berpendapat: penggunan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jkarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalamperekonomian. Perbedaan pendapat yang sangat bertentangan diantara Keyness dan ahli-ahli ekonomi klasik ini bersumber dari perbedaan pendapat mereka dalam dua persoalan berikut :
1. Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi dan suku bunga dalam perekonomian
2. Sifat-sifat perkaitan diantara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh para pengusaha
Uraian didalam bagian ini akan memerangkan empat isu berikut :
1. Pandangan mengenai tingkat tabungan dan investasi
2. Perbandingan pandangan klasik dan Keynes mengenai factor utama yang menentuhkan tabungan
3. Pandangan Keyness mengenai penentu-penentu suku bunga
4. Pandangan Keyness mengenai penentuan tingkat upah
E. Penentu Tabungan Menurut Teori Keynes
Inti teori ekonomi makro yang dikemukakan J.M. Keynes adalah kecenderungan konsumsi (dipihak lain berarti kecenderungan menabung), efisiensi kapital marjinal (MEC), dan preferensi likuiditas. Selanjutnya, ketiga prinsip yang pokok ini dilengkapi dengan fungsi-fungsi permintaan, penawaran, dan fungsi produksi. Perilaku orang menabung berbeda dengan perilaku investor, oleh karena itu dapat terjadi jumlah investor yang diperlukan tidak sama dengan jumlah tabungan yang tersedia, atau sebaliknya. Tingkat investasi yang dilakukan tergantung pada MEC, sedangkan tabungan ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan bukan tergantung pada tinggi rendahnya suku bunga. Makin besar jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu rumah tangga, makin besar pula tabungan yang akan dilakukan olehnya. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dalam suku bunga tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti ke atas jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga tersebut.
Selanjutnya, penawaran uang tidak hanya untuk keperluan transaksi, pembelian barang maupun jasa, tetapi juga untuk keperluan spekulasi. Permintaan uang untuk transaksi tidak ada bedanya dengan yang ditemukan pada pasar uang klasik, tetapi permintaan yang digunakan untuk spekulasi merupakan hal yang baru sama sekali. Namun demikian, komponen yang baru ini telah mendekatkan model pembahasan ke dalam kenyataan ekonomi. Karena fungsi uang bukan semata-mata untuk media-pertukaran, tetapi juga sebagai penyimpan nilai. Dengan demikian, pada suatu waktu, penggunaan untuk spekulasi dapat meningkat, dan kebutuhan uang untuk transaksi dapat terganggu. Misalnya, jika tingkat bunga turun, kecenderungan investasi diperkirakan meningkat, tetapi dengan komponen kedua itu, harga obligasi dapat naik dan menimbulkan kelebihan penawaran. Variabel tabungan tidak dipengaruhi tingkat bunga, tetapi oleh pendapatan, sedangkan investasi yang menciptakan kenaikan pendapatan. Bukan investasi yang tergantung pada pendapatan. Oleh karena itu kegiatan ekonomi dapat mendatangkan resesi depresi. Singkatnya, fungsi investasi itu tidak stabil, sedangkan fungsi tabungan relatif stabil. Dapat terjadi investasi lebih kecil dari tabungan.
Beradasarkan kepada keyakinan Keynes bahwa suku bunga tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam menentukan tabungan dan bukan satu-satunya factor yang menetukan investasi, maka Keynes tidak sependapat dengan ahli-ahli ekonomi klasik yang berkeyakinan bahwa fleksibelitas suku bunga akan selalu menjamin berlakunya kesamaan diantara jumlah tabungan pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dengan jumlah investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Menurut pendapat Keynes, pada umumnya investasi yang dilakukan oleh para pengusaha adalah lebuh kecil dari jumlah tabungan yang dilakukan rumah tangga pada waktu dicapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Oleh karenanya perbelanjaan agregat dalam perekonomian adalah lebih rendah dari produksi barang-barang dan jasa-jasa pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurangan dalam pengeluaran ( perbelanjaan ) agregat ini menimbulkan pengangguran.
F. Perbedaan Pandangan Mengenai Penentu Tabungan
v Pandangan Klasik
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, jumlah tabungan ditentukan oleh suku bunga. Oleh karena perekonomian selalu mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, jumlah tabungan yang diwujudkan adalah jumlah tabungan pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Gambar C.1menunjukkan : (i) apabila tingkat bunga adalah r0 jumlah tabungan adalah S0 dan (ii) apabila suku bunga adalah r1jumlah tabungan adalah S1. Dengan demikian grafik (a) menunjukkan pandangan Klasik yang menyatakan makin tinggi suku bunga makin banyak tabungan yang dilakukan oleh masyarakat.
v Pandangan Keynes
Grafik (b) menerangkan pandangan Keyness mengenai penentuan tabungan masyarakat. Kurva S adalah fungsi tabungan, yaitu menggambarkan hubungan diantara jumlah tabungan dan pendapatan nasional. Kurva S bermula dari nilai tabungan negative, dan S bentuknya menaik dari kiri bawah ke kanan atas . Bentuk kurva S tersebut menggambarkan sifat tabungan masyarakat berikut :
i. Apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat negative. Keadaan ini berarti masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk membiayai hidupnya. Baru setelah pendapatan nasional melebihi Y0 masyarakat menabung sebagian dari pendapatannya.
ii. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak tabungan masyarakat. Apabila pendapatan nasional adalah Y1 tabungan adalah S1dan apabila pendapatan nasional Tf jumlah tabungan adalah Sf.
G. Kecondongan Fungsi Tabungan dan Persamaannya dengan Fungsi Konsumsi
Konsumsi dan tabungan mempunyai hubungan saling terkait. Apabila tidak semua pendapatan dipakai untuk konsumsi Maka sisanyabdapat ditabung. Selanjutnya, jika diinvestasikan, ia akan menghasilkan. Jika penghasilan besar, Konsumsi dan tabungan akan besar. Hali ini, sudah lama manarik perhatian Ernest Engel dan Keyness.
1. Ernest Engel, seorang ahli statistic dari Prussia di abad 19 mengatakan :
a. Pada umumnya golongan berpendapatan rendah mengeluarkan pendapatan sebagian besar untuk keperluan hidup yang mutlak ( sandang, pangan, dan perumahan )
b. Makin tinggi pendapatan seseorang, makin besar bagian dari pendapatannya tidak dikeluarkan untuk konsumsi, artinya makin besar tabungannya.
dan tabungan. 2. J. M. Keyness
Menurut Keyness, pendapatan, konsumsi, dan tabungan mempunyai hubungan sebagai berikut :
a. Apabila pendapatan naik, konsumsi dan tabungan naik tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan.
b. Setiap bungan adalah Suatu Kurva yang manggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan dkenaikan pendapatan di bagi antara konsumsi dan tabungan.
c. Kenaikan pendapatan jarang menyebabkan penurunan konsumsi
Fungsi taisposable) perekonomian tersebut.
Fungsi tabungan selain di gambarkan dengan kurva juga dapat dinyatakan dengan persamaan aljabar. Selain itu fungsi tabungan mempunyai hubungan dengan fungsi konsumsi, yang dinyatakan dengan persamaan di bawah ini:
i. fungsi konsumsi ialah : C =a + bY
ii. fungsi tabungan ialah : S = -a + ( 1- b )Yd
dimana a adalah konsumsi rumah tangga pada ketika pendapatan nasionaladalah 0, b adalah kecondongan konsumsi marjinal, C adalah tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat pendapatan nasional. Adakalanya fungsi tabungan dan konsumsi menunjukkan hubungan diantara konsumsi atau tabungan dengan pendapatan disposable Yd. Persamaan untuk hubungan seperti itu adalah :
i. fungsi konsumsi : C=a + bYd
ii. fungsi tabungan ialah : S = -a + ( 1- b )Yd
H. Faktor- Faktor Penentu Tabungan
Keynes berpendapat bahwa factor penentu utama dari tabungan adalah pendapatan rumah tangga. Walaupun pendapatan rumah tangga penting peranannya , tetapi ada beberapa factor penting yang tidak bisa diabaikan yaitu:
a). Kekayaan yang telah terkumpul
Sebagai akibat dari mendapat harta warisan, atau tabungan yang banyak sebagai akibat usaha masa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar bagian dari pendapatannya yang di gunakan untuk konsumsi di masa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh warisan atau kekayaan, mereka akan lebih bertekad untuk menabung untuk memperoleh kekayaan yang lebih banyak di masa yang akan dating, atau untuk memenuhi kebutuhan masa depen keluarganya seperti membeli rumah, membiayai pendidikan anak atu membuat tabungan untuk persiapan hari tua.
b). Suku Bunga
Suku bunga dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Rumag tangga akan membuat lebih banyak tabungan apabila suku bunga tinggi karena lebih banyak pendapatan dari penabungan akan diperoleh. Pada suku bunga yang rendah orang tidak begitu suka membuat tabungan Karena mereka merasa lebih baik melakukan pengeluaran konsumsi daripada menabung. Dengan demikian pada tingkat bunga yang rendah masyarakat cenderung menambah pengeluaran konsumsinya.
c). Sikap Berhemat
berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja.Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan. Dalam masyarakat seperti itu nilai kecondongan mengkonsumsi marjinal adalah lebih rendah. Tetapi ada pula masyarakat yang nilai kecondongan mengkonsumsinya tinggi.
d). Keadaan Perekonomian
Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran, masyarakat berkecenderungan melakukan pengeluaran yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan kegiataan perekonomian yang lambat perkembangnya, tingkat pengangguran menunjukkan tedensi meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatannya menjadi makin berhati-hati.
e). Distribusi Pendapatan
Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih banyaktabungan akan di peroleh. Dalam masyarakat yang demikian sebagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh segolongan kecil penduduk yang sangat kaya dan golongan masyarakat ini mempunyai kecenderungan yang tinggi. Maka mereka dapat menciptakan tabungan yang banyak. Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup membiayai konsumsinya dan tabungannya adalah kecil. Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya lebih seimbang tingkat tabungannya relative lebih sedikit karena mereka mempunyai kecondongan mengkonsumsi yang tinggi.
f). Tersedia tidaknya Dana Pensiun
Program dana pensiun dijalankan di berbagai Negara. Ada Negara yang memberikan pension yang cukup tinggi kepada golongan penduduknya yang tua. Apabilapendapatan dari pensiun besar jumlahnya, para pekerja tidak terdorong untuk melakukan tabungan yang banyak pada masa bekerja dan ini menaikkan konsumsi. Sebaliknya, apabila pendapatan pensiun sebagai jaminan hidup dihari tua sangat tidak mencukupi, masyarakat cenderung akan menabung lebih banyak ketika bekerja.
I. Perbedaan Tabungan dengan Deposito
Baik tabungan maupun deposito merupakan produk investasi yang mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-masing. Dengan mengetahuinya, tentu Anda dapat memanfaatkannya sesuai kebutuhan. Berikut ini penjelasan dari tiap jenis produk.
Tabungan memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Tidak memerlukan dana yang besar untuk membuka rekening awal di bank, karena rata-rata setoran awalnya kecil. Bahkan ada bank yang mensyaratkan setoran awal hanya Rp 25.000.
2. Tabungan juga memberi bunga yang memungkinkan dana Anda dapat terusberkembang.
3. Tabungan bersifat cair/likuid. Kapan saja Anda dapat mengambil simpanan Anda.
4. Saat ini produk tabungan di bank juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, sepertiKartu ATM, Kartu Debet, bahkan asuransi.
5. Produk tabungan biasanya dilengkapi dengan buku tabungan sehingga memudahkan Anda mengetahui jumlah saldo terakhir. Jika tidak ada buku tabungan, bank biasanya akan mengirimkan laporan transaksi bulanan.
Adapun kelemahan tabungan adalah:
v Bunga tabungan biasanya kecil, sehingga dana Anda biasanya lambat perkembangannya.
v Dikenai biaya adminitrasi tiap bulanannya
.
Untuk deposito, keuntungannya adalah:
v Bunga lebih besar daripada bunga tabungan (pada bank yang sama), sehingga dana Anda bisa berkembang lebih cepat.
v Tidak dikenai biaya administrasi bulanan. Namun ada beberapa bank yang saat ini dapat membayarkan bunga deposito di muka.
v Dapat dijadikan jaminan kredit
.
Sedangkan kelemahan deposito adalah:
v Tidak bisa diambil sewaktu-waktu, tetapi hanya bisa diambil pada waktu yang sudah ditentukan saja. Ini disebut dengan istilah masa jatuh tempo. Jika Anda mengambilnya sebelum jatuh tempo, biasanya akan dikenai biaya administrasi dan biaya penalti.
v Dikenai pajak deposito sebesar 15 % atau 20 %
Nah, kalau sekarang Anda bertanya mana yang lebih baik antara menyimpan uang di tabungan atau di deposito, ya, jawabannya tergantung dari tujuan Anda. Kalau pada saat ini Anda punya uang yang memang menganggur, maka tidak ada salahnya Anda masukkan ke deposito. Ini karena suku bunga pada deposito lebih besar dibanding suku bunga pada tabungan.Tapi, kalau uang Anda tersebut memang digunakan untuk keperluan sehari-hari, maka Anda harus memasukkannya ke tabungan. Ini karena sifat rekening tabungan yang tidak mengikat. Artinya, Anda bisa mengambil uang Anda kapan pun Anda inginkan.
Atau, bisa juga kalau misalnya Anda punya uang Rp 10 juta, maka Anda bisa membaginya menjadi dua. Mungkin sebesar Rp 3 juta bisa Anda taruh di dalam tabungan, sedangkan yang Rp 7 juta sisanya Anda taruh di dalam deposito. Uang Rp 3 juta itu bisa digunakan untuk keperluan bulanan Anda, sedangkan uang Rp 7 juta adalah agar Anda bisa mengembangkan dana Anda. Nanti kalau uang Rp 3 juta itu sudah habis, maka Anda bisa mengambil sebagian uang deposito yang Rp 7 juta untuk keperluan bulanan Anda di periode yang berikutnya.
Kalau Anda bertanya apakah jumlah uang yang akan disimpan perlu dipertimbangkan dalam menentukan pilihan. Tentu saja, ya. Sebab kalau dana Anda tidak sampai Rp 500 ribu, berarti Anda tidak membuka deposito dong. Ini karena syarat dana minimal untuk bisa membuka deposito biasanya adalah Rp 500.000 ke atas. Ya, hanya sebatas itu saja pertimbangannya.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam bahasan tabungan pada ilmu ekonomi konvensional, dijelaskan bahwa tabungan merupakan selisih dari pendapatan dan konsumsi. Tanpa dijelaskan secara detil apa yang menjadi motifasi dari tabungan tersebut. Dalam teori konvensional ini, relatif terlihat bahwa tabungan merupakan sebuah konsekwensi dari pendapatan yang tidak digunakan. Sehingga fungsi tambahan menabung atau kecenderungan menabung marjinal (marginal propensity to save; MPS) menjadi MPS = 1 – MPC, dimana MPC merupakan kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propensity to consume) dari seorang individu. Kecondongan menabung marjinal atau MPS dapat didefenisikan sebagai perbandingan diantara pertambahan tabungan (∆S) dengan pertambahan pendapatan disposable (∆Y). Nilai MPS dapat dihitung dengan formula :
MPS = ∆ S
∆Y
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, jumlah tabungan ditentukan oleh suku bunga. Oleh karena perekonomian selalu mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, jumlah tabungan yang diwujudkan adalah jumlah tabungan pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
Inti teori ekonomi makro yang dikemukakan J.M. Keynes adalah kecenderungan konsumsi (dipihak lain berarti kecenderungan menabung), efisiensi kapital marjinal (MEC), dan preferensi likuiditas. Selanjutnya, ketiga prinsip yang pokok ini dilengkapi dengan fungsi-fungsi permintaan, penawaran, dan fungsi produksi. Perilaku orang menabung berbeda dengan perilaku investor, oleh karena itu dapat terjadi jumlah investor yang diperlukan tidak sama dengan jumlah tabungan yang tersedia, atau sebaliknya. Tingkat investasi yang dilakukan tergantung pada MEC, sedangkan tabungan ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan bukan tergantung pada tinggi rendahnya suku bunga. Makin besar jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu rumah tangga, makin besar pula tabungan yang akan dilakukan olehnya. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami kenaikan atau penurunan, perubahan yang cukup besar dalam suku bunga tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti ke atas jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, Eeng. 2004.ekonomi. Bandung : Grafindo Media Pratama
Sukirno, sadono.2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Syahril. 2000. Ilmu Pengetrahuan Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara
artikelnya bagus...
ReplyDelete