Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering sekali berhadapan dengan rangkaian angka-angka di mana kita harus membuat suatu keputusan berdasarkan angka-angka tersebut. Seorang ibu rumah tangga, secara tidak sengaja atau sengaja, akan membuat perkiraan tentang berapa kilo beras yang harus disediakan untuk makan keluarganya; juga seorang ayah akan memperkirakan berapa pendapatan minimal yang harus dikeluarkan untuk menghidupi keluarganya. Seorang bujangan akan menghitung berapa kemampuan mencicil sepeda motor yang akan dibelinya secara kredit, dan masih banyak kasus yang lain. Lebih lanjut, seorang manajer akan membuat perkiraan berapa penjualan yang akan diperoleh di bulan mendatang dengan adanya produk baru yang akan diluncurkan.
Contoh-contoh di atas sebenarnya merupakan dasar dari munculnya ilmu statistik. Seorang ibu akan mengingat-ingat berapa kapasitas perut dari suami dan anak-anaknya, lalu membuat kisaran berapa kilo beras yang diperlukan untuk makan dalam satu hari. Nah, sebenarnya ibu tadi menghitung rata-rata, atau dalam bahasa statistik sering disebut dengan istilah ‘mean’. Jika ibu tadi bijaksana, saya yakin semua ibu bijaksana, terutama ibu saya J, maka ibu tadi juga tahu bahwa kadang-kadang suaminya makan lahap sekali, dan kadang-kadang juga malas makan sehingga hanya sedikit, atau makan di luar karena urusan kantor. Ibu tadi memperkirakan berapa kisaran, yaitu bahwa dalam sehari beras yang diperlukan kira-kira x kilo gram, dengan kisaran y; atau lebih ilmiah, dikatakan bahwa kisaran kebutuhan beras dalam satu keluarga adalah antara (x-y) sampai dengan (x+y) kilogram. Sebenarnya ibu tadi telah menerapkan ilmu statistik yang bagi mahasiswa sering dianggap momok. Kisaran tadi dapat disebut sebagai varians, atau standar deviasi. Nah.. jika ibu kita yang nota bene pendidikannya di bawah anaknya saja tahu statistik, kok anaknya tidak paham.
Statistik dapat dianggap sebagai produk statistika, di mana statistika adalah cabang dari ilmu matematika yang khusus mengembangkan teknik pengolahan angka. Lebih jelasnya, statistik adalah alat pengolah data angka, sedangkan statistika adalah cabang ilmu yang mengamati dan/atau mengembangkan cara-cara mengolah angka. Masukan dari stastistik adalah angka, dan keluarannya juga angka, tetapi lebih ringkas dan dapat dijadikan dasar untuk mengambil suatu keputusan. Jadi statistik hanyalah sarana dan tidak mempunyai keterkaitan apa pun dengan dunia nyata karena kitalah yang akan membuat interpretasi dan mengambil keputusannya.
Berbagai teknik statistik muncul akibat dari kebutuhan yang ada. Kita kadang-kadang memerlukan deskripsi saja, seperti si ibu tadi, dan digolongkan dalam statistik deskriptif. Di pihak lain, ibu tadi juga dapat memperkirakan berapa kebutuhan beras di masa mendatang, ketika anaknya mulai dewasa dan makannya tambah banyak, atau menantunya numpang tinggal di rumah. Atau ibu tadi memberikan pelajaran tentang teknik memperkirakan beras kepada putirnya yang telah menikah atau tetangganya. Perkiraan tadi akan memerlukan statistik inferensial. Dan memang, statistik digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah teknik statistik yang memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan dipergunakan untuk menyajikan dan menganalisis data agar lebih bermakna dan komunikatif disertai perhitungan-perhitungan yang bersifat memperjelas atau karakteristik data yang bersangkutan. Statistik inferensial adalah statistik yang berkaitan dengan analisis data (sampel) dan kemudian dilakukan penyimpulan (inferensi) yang digeneralisasikan kepada seluruh subjek tempat data itu diambil (populasi).
Jadi, kesimpulannya, jangan takut dengan statistik. Ibu kita kalau tidak menggunakan statistik maka kita akan sering kelaparan, atau kehabisan beras, dan mungkin bapak kita tidak bisa punya motor atau rumah. Ok???? Dan jika anda, yang MAHASISWA ditanya berapa uang yang anda habiskan dalam sebulan, ternyata tidak bisa menjawab.. Waduhhhh… itu benar-benar payah….karena anda tidak tahu konsep rata-rata atau mean. Pedagang pasar yang buta huruf aja tahu konsep rata-rata, varians, standar deviasi, bahkan memperkirakan jumlah penjualan berdasarkan hari-hari tertentu!!!! Itu kan analisis regresi dengan data time series……
0 Komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar disini walaupun hanya "Hay". Kami akan menghargai komentar anda. Anda berkomentar saya akan berkunjung balik