A. Manusia Mencari Kebenaran
Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan.
Letak perbedaan yang mendasar antara keduanya ialah berkisar padakata “sistematik” dan “terkendali”. Ada lima hal pokok yang membedakanantara ilmu dan akal sehat. Yang pertama, ilmu pengetahuandikembangkan melalui struktur-stuktur teori, dan diuji konsistensiinternalnya. Dalam mengembangkan strukturnya, hal itu dilakukandengan tes ataupun pengujian secara empiris/faktual. Sedangpenggunaan akal sehat biasanya tidak. Yang kedua, dalam ilmupengetahuan, teori dan hipotesis selalu diuji secara empiris/faktual.Halnya dengan orang yang bukan ilmuwan dengan cara “selektif”. Yangketiga, adanya pengertian kendali (kontrol) yang dalam penelitian ilmiahdapat mempunyai pengertian yang bermacam-macam. Yang keempat,ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomenasecara sadar dan sistematis.
Pola penghubungnya tidak dilakukan secara asal-asalan. Yang kelima,perbedaan terletak pada cara memberi penjelasan yang berlainan dalammengamati suatu fenomena. Dalam menerangkan hubungan antarfenomena, ilmuwan melakukan dengan hati-hati dan menghindaripenafsiran yang bersifat metafisis. Proposisi yang dihasilkan selaluterbuka untuk pengamatan dan pengujian secara ilmiah.
B. Terjadinya Proses Sekularisasi Alam
Pada mulanya manusia menganggap alam suatu yang sakral, sehinggaantara subyek dan obyek tidak ada batasan. Dalam perkembangannyasebagaimana telah disinggung diatas terjadi pergeseran konsep hukum(alam). Hukum didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harusada diantara gejala-gejala. Kaitan-kaitan yang teratur didalam alam sejakdulu diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normative. Disinipengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagaipencipta hukum yang harus ditaati. Menuju abad ke-16 manusia mulaimeninggalkan pengertian hukum normative tersebut. Sebagai gantinyamuncullah pengertian hukum sesuai dengan hukum alam. Pengertiantersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di alam dan tatanantersebut dapat disimpulkan melalui penelitian empiris. Para ilmuwansaat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alamsecara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak dan impersonal.Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai ganti muncullahgambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagimanusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia mulai membukarahasia-rahasia alam.
C. Berbagai Cara Mencari Kebenaran
Dalam sejarah manusia, usaha-usaha untuk mencari kebenaran telahdilakukan dengan berbagai cara seperti :
1. Secara kebetulan
Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus penemuanobat malaria yang terjadi secara kebetulan. Ketika seorang Indian yangsakit dan minum air dikolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan.Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang. Akhirnya diketahuibahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisadijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di kolamtersebut. Penemuan pohon yang kelak dikemudian hari dikenal sebagaipohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja.
2. Trial And Error
Cara lain untuk mendapatkan kebenaran ialah dengan menggunakanmetode “trial and error” yang artinya coba-coba. Metode ini bersifatuntung-untungan. Salah satu contoh ialah model percobaan “problembox” oleh Thorndike. Percobaan tersebut adalah seperti berikut: seekorkucing yang kelaparan dimasukkan kedalam “problem box”—suaturuangan yang hanya dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu. Karena rasa lapar dan melihat makanan diluar maka kucing berusaha keluar dari kotak tersebut dengan berbagaicara. Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuhsimpul tali yang membuat pintu jadi terbuka dan dia berhasil keluar.Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitukemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah.
3. Melalui Otoritas
Kebenaran bisa didapat melalui otoritas seseorang yang memegangkekuasaan, seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiapkeputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya.Dalam filsafat Jawa dikenal dengan istilah ‘Sabda pendita ratu” artinyaucapan raja atau pendeta selalu benar dan tidak boleh dibantah lagi.
4. Berpikir Kritis/Berdasarkan Pengalaman
Metode lain ialah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman. Contohdari metode ini ialah berpikir secara deduktif dan induktif. Secaradeduktif artinya berpikir dari yang umum ke khusus; sedang induktif dariyang khusus ke yang umum. Metode deduktif sudah dipakai selamaratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles.
5. Melalui Penyelidikan Ilmiah
Menurut Francis Bacon Kebenaran baru bisa didapat dengan menggunakan penyelidikan ilmiah, berpikir kritis dan induktif.
Catatan :
Selanjutnya Bacon merumuskan ilmu adalah kekuasaan. Dalam rangkamelaksanakan kekuasaan, manusia selanjutnya terlebih dahulu harusmemperoleh pengetahuan mengenai alam dengan caramenghubungkan metoda yang khas, sebab pengamatan dengan inderasaja, akan menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya. Pengamatanmenurut Bacon, dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu (idola):Gambaran-gambaran palsu (idola) harus dihilangkan, dan dengan caramengumpulkan fakta-fakta secara telilti, maka didapat pengetahuantentang alam yang dapat dipercaya. Sekalipun demikian pengamatanharus dilakukan secara sistematis, artinya dilakukan dalam keadaanyang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehinggatersusunlah dalil-dalil umum. Metode berpikir induktif yang dicetuskanoleh F. Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanyapentingnya asumsi teoritis dalam melakukan pengamatan serta denganmenggabungkan peranan matematika semakin memacu tumbuhnyailmu pengetahuan modern yang menghasilkan penemuan-penemuanbaru, seperti pada tahun 1609 Galileo menemukan hukum-hukumtentang planet, tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya danpenemuan-penemuan penting lainnya oleh Boyle dengan hukumgasnya, Hygens dengan teori gelombang cahaya, Harvey denganpenemuan peredaran darah, Leuwenhock menemukan spermatozoide,dan lain-lain.
D. Dasar-Dasar Pengetahuan
Dalam bagian ini akan dibicarakan dasar-dasar pengetahuan yangmenjadi ujung tombak berpikir ilmiah. Dasar-dasar pengetahuan itu ialahsebagai berikut :
1. Penalaran
Yang dimaksud dengan penalaran ialah Kegiatan berpikir menurut polatertentu, menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkanpenegtahuan. Berpikir logis mempunyai konotasi jamak, bersifat analitis.Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran inidisebut aliran rasionalisme dan yang menganggap fakta dapattertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliranempirisme.
2. Logika (Cara Penarikan Kesimpulan)
Ciri kedua ialah logika atau cara penarikan kesimpulan. Yang dimaksuddengan logika sebagaimana didefinisikan oleh William S.S ialah“pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid).
Dalam logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif. Contohmenggunakan logika ini ialah model berpikir dengan silogisma, seperticontoh dibawah ini :
Silogisma
§ Premis mayor : semua manusia akhirnya mati
§ Premis minor : Amir manusia
§ Kesimpulan : Amir akhirnya akan mati
E. Sumber Pengetahuan
Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia yangmeragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini. Manusia tidakmau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya sendiri.Rene Descarte pernah berkata “DE OMNIBUS DUBITANDUM” yangmempunyai arti bahwa segala sesuatu harus diragukan. Persoalanmengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya. Dariberbagai aliran maka muncullah pula berbagai kriteria kebenaran.
Kriteria Kebenaran
Salah satu kriteria kebenaran adalah adanya konsistensi denganpernyataan terdahulu yang dianggap benar. Sebagai contoh ialah kasuspenjumlahan angka-angka tersebut dibawah ini
3 + 5 = 8
4 + 4 = 8
6 + 2 = 8
Semua orang akan menganggap benar bahwa 3 + 5 = 8, makapernyataan berikutnya bahwa 4 + 4 = 8 juga benar, karena konsistendengan pernyataan sebelumnya.
Beberapa kriteria kebenaran diantaranya ialah
§ Teori Koherensi (Konsisten)
Yang dimaksud dengan teori koherensi ialah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dankonsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yangdianggap benar. Contohnya ialah matematika yang bentukpenyusunannya, pembuktiannya berdasarkan teori koheren.
§ Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan)
Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel. Dalam teori inisuatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yangdikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju olehpernyataan tersebut. Contohnya ialah apabila ada seorang yangmengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London, maka pernyataanitu benar. Sedang apabila dia mengatakan bahwa ibukota Inggrisadalah Jakarta, maka pernyataan itu salah; karena secara kenyataanibukota Inggris adalah London bukan Jakarta.
§ Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)
Tokoh utama dalam teori ini ialah Charles S Pierce. Teori pragmatismengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengancriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaanteori tersebut. Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teoritidak akan abadi, dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubahdengan mengadakan revisi.
F. Ontologi (apa yang dikaji)
Ontologi ialah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri. Seorangfilosof yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsipmaterialisme mengatakan sebagai berikut :
Hanya berdasarkan kebiasaan saja maka manis itu manis, panas itupanas, dingin itu dingin, warna itu warna. Artinya, objek penginderaansering kita anggap nyata, padahal tidak demikian. Hanya atom dankehampaan itulah yang bersifat nyata. Jadi istilah “manis, panas dandingin” itu hanyalah merupakan terminology yang kita berikan kepadagejala yang ditangkap dengan pancaindera.
Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alamsemesta ini seperti adanya, oleh karena itu manusia dalam menggaliilmu tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada didalamnya. Dansifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalammememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan sepertiagama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakikidari kehidupan ini. Sekalipun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi. Sebagai contoh,bagaimana kita mendefinisikan manusia, maka berbagai penegertianpunakan muncul pula.
Contoh : Siapakah manusia iu ? jawab ilmu ekonomi ialah makhlukekonomi Sedang ilmu politik akan menjawab bahwa manusia ialahpolitical animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia ialahhomo educandum.
G. Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran)
Yang dimaksud dengan epistimologi ialah bagaimana mendapatkanpengetahuan yang benar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuanialah :
1. Batasan kajian ilmu : secara ontologis ilmu membatasi padaPengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia. tidak dapatmengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaib/tidak nyata).
2. Cara menyusun pengetahuan : untuk mendapatkan pengetahuanmenjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan caramenggunakan metode ilmiah.
3. Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologisilmu itu sendiri
4. Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagaifaktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya suatugejala dan proses terjadinya.
5. Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit
6. Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidaktergolong pada kelompok ilmu tersebut. (disiplin ilmu yang sama)
7. Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikankesimpulan yang bersifat umum dan impersonal.
8. Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis :
a. Ilmu eksakta : deduktif, rasio, kuantitatif
b. Ilmu social : induktif, empiris, kualitatif
H. Beberapa Pengertian Dasar
Konsep :
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untukmenggambarkan gejala secara abstrak, contohnya seperti kejadian,keadaan, kelompok. Diharapkan peneliti mampu memformulasikanpemikirannya kedalam konsep secara jelas dalam kaitannya denganpenyederhanaan beberapa masalah yang berkaitan satu dengan yanglainnya.
Dalam dunia penelitian dikenal dua pengertian mengenai konsep, yaituPertama konsep yang jelas hubungannya dengan realita yang diwakili,contoh : meja, mobil dll nya Kedua konsep yang abstrak hubungannyadengan realitas yang diwakili, contoh : kecerdasan, kekerabatan, dll nya.
Konstruk :
Konstruk (construct) adalah suatu konsep yang diciptakan dandigunakan dengan kesengajaan dan kesadaran untuk tujuan-tujuanilmiah tertentu.
Proposisi :
Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Contoh :dalam penilitian mengenai mobilitas penduduk, proposisinya berbunyi :“proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh upah“ (Harris dan Todaro).
Dalam penelitian sosial dikenal ada dua jenis proposisi; yang pertamaaksioma atau postulat, yang kedua teorema. Aksioma ialah proposisiyang kebenarannya sudah tidak lagi dalam penelitian; sedang teoremaialah proposisi yag dideduksikan dari aksioma.
Teori :
Salah satu definisi mengenai teori ialah serangkaian asumsi, konsep,konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomenasecara sisitematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep(Kerlinger, FN)
Definisi lain mengatakan bahwa teori merupakan pengetahuan ilmiahyang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari satudisiplin ilmu.
Teori mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut;
a. harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkantidak terjadinya kontraksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.
b. harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yangbagaimanapun konsistennya apabila tidak didukung oleh pengujianempiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.
c. Ada empat cara teori dibangun menurut Melvin Marx :
1) Model Based Theory,
Berdasarkan teori pertama teori berkembang adanya jaringan konseptual yang kemudian diuji secara empiris. Validitas substansi terletak pada tahap-tahap awal dalam pengujian model, yaitu apakah model bekerja sesuai dengan kebutuhan peneliti.
2) Teori deduktif,
Teori kedua mengatakan suatu teori dikembangkan melalui proses deduksi. Deduksi merupakan bentuk inferensi yang menurunkan sebuah kesimpulan yang didapatkan melalui penggunaan logika pikiran dengan disertai premis-premis sebagai bukti. Teori deduktif merupakan suatu teori yang menekankan pada struktur konseptual dan validitas substansialnya. Teori ini juga berfokus pada pembangunan konsep sebelum pengujian empiris.
3) Teori induktif,
Teori ketiga menekankan pada pendekatan empiris untuk mendapatkan generalisasi. Penarikan kesimpulan didasarkan pada observasi realitas yang berulang-ulang dan mengembangkan pernyataan-pernyataan yang berfungsi untuk menerangkan serta menjelaskan keberadaan pernyataan-pernyataan tersebut.
4) Teori fungsional
Teori keempat mengatakan suatu teori dikembangkan melalui interaksi yang berkelanjutan antara proses konseptualisasi dan pengujian empiris yang mengikutinya. Perbedaan utama dengan teori deduktif terletak pada proses terjadinya konseptualisasi pada awal pengembangan teori. Pada teori deduktif rancangan hubungan konspetualnya diformulasikan dan pengujian dilakukan pada tahap akhir pengembangan teori.
Logika Ilmiah :
Gabungan antara logika deduktif dan induktif dimana rasionalisme danempirisme bersama-sama dalam suatu system dengan mekanismekorektif.
Hipotesis :
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yangsedang diteliti. Hipotesis merupakan saran penelitian ilmiah karenahipotesis adalah instrumen kerja dari suatu teori dan bersifat spesifikyang siap diuji secara empiris. Dalam merumuskan hipotesispernyataannya harus merupakan pencerminan adanya hubungan antaradua variabel atau lebih.
Hipotesis yang bersifat relasional ataupun deskriptif disebut hipotesiskerja (Hk), sedang untuk pengujian statistik dibutuhkan hipotesispembanding hipotesis kerja dan biasanya merupakan formulasi terbalikdari hipotesis kerja. Hipotesis semacam itu disebut hipotesis nol (Ho).
Variabel :
Variabel ialah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dipelajari.Contoh : jenis kelamin, kelas sosial, mobilitas pekerjaan dll nya. Ada lima tipe variable yang dikenal dalam penelitian, yaitu: variable bebas (independent), variable tergantung (dependent), variable perantara (moderate), variable pengganggu (intervening) dan variable kontrol (control)
Jika dipandang dari sisi skala pengukurannya maka ada empat macam variabel: nominal, ordinal, interval dan ratio.
Definisi Operasional :
Yang dimaksud dengan definisi operasional ialah spesifikasi kegiatanpeneliti dalam mengukur atau memanipulasi suatu variabel.
Definisi operasional memberi batasan atau arti suatu variabel denganmerinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabeltersebut.
I. Kerangka Ilmiah
1) Perumusan masalah : pertanyaan tentang obyek empiris yang jelasbatas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor- faktor yangterkait didalamnya.
2) Penyusunan kerangka dalam pengajuan hipotesis:
a. Menjelaskan hubungan anatara factor yang terkait
b. Disusun secara rasional
c. Didasarkan pada premis-premis ilmiah
d. Memperhatikan faktor-faktor empiris yang cocok
3) Pengujian hipotesis : mencari fakta-fakta yang mendukung hipotesis
4) Penarikan kesimpulan
1. Sarana Berpikir Ilmiah
bahasa
Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang merupakansarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasiyang berupa pengetahuan, syarat-syarat :
· bebas dari unsur emotif
· reproduktif
· obyektif
· eksplisit
matematika
Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif sifat
· jelas, spesifik dan informatif
· tidak menimbulkan konotasi emosional
· kuantitatif
statistika
statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif sifat :
· dapat digunakan untuk menguji tingkat ketelitian
· untuk menentukan hubungan kausalitas antar factor terkait
2. Aksiologi (nilai Guna Ilmu)
Aksiologi ialah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidakbebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harusdisesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat;sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakatdalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukansebaliknya malahan menimbulkan bencana.
Contoh kasus : penelitian di Taiwan
Dampak kemajuan teknologi moderen telah diteliti dengan modelpenelitian yang terintegrasi, khususnya terhadap masyarakat danbudaya. Hasil kemajuan teknologi di Taiwan telah membawa negara itumengalami “keajaiban ekonomi”, sekalipun demikian hasilnya tidakselalu positif. Kemajuan tersebut membawa banyak perubahankebiasaan, tradisi dan budaya di Taiwan. Berdasarkan penelitiantersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periodeperkembangan teknologi di negara tersebut yaitu :
1. Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa : meningkatnyasektor jasa dan peranan teknologi canggih pada bidang manufaktur.
2. Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa : pasar
3. menjadi semakin terbatas, sedang pengelolaan bisnis menjadisemakin beragam.
4. Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa : tenagaprofessional yang telah terlatih dalam bidang teknik menjadi semakinmeningkat.
5. Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa : Meningkatnyajumlah penduduk usia tua dan konsep “keluarga besar” dalam proses diganti dengan konsep “keluarga kecil”.
Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa : penghargaanyang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripadamasalah-masalah keadilan, meningkatnya kecenderungan masyarakatuntuk bersikap individualistik.
0 Komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar disini walaupun hanya "Hay". Kami akan menghargai komentar anda. Anda berkomentar saya akan berkunjung balik