Beberapa ritual yang selalu saya lakukan setelah bangun siang-bukan bangun pagi-setiap hari adalah menikmati sarapan, minum teh, merokok dan membaca koran Kompas. Namun ada yang selalu saya nanti-nantikan ketika masuk hari minggu pada ritual terakhir. Saya selalu melewati kolom Headlines dan berita-berita lain dan langsung membuka halaman terakhirKompas. Yup! Membaca komik strip Benny and Mice adalah ritual yang selalu saya lakukan di hari minggu. Komik yang hanya terdiri dari beberapa kolom (terkadang tidak lebih dari 5 kolom) dengan cerita yang kocak, nakal, nyeleneh dan hillarious selalu membuat saya tertawa-tawa di hari minggu yang cerah.
Gambarnya diilustrasikan secara simple namun tidak menganulir detail-detail yg penting. Mulai dari detail-detail yg ‘mikroskopik’ seperti merk rokok, plat nomer bajaj atau pun gap antara gigi digambar secara simple namun jelas. Dan yang paling penting adalah gambaran ekspresi wajah karakter-karakternya yang dapat menjelaskan perasaan manusia sesungguhnya karena tidak sedikit komikus terkadang sulit untuk menggambarkan ekspresi manusia sehingga pesan yang ingin disampaikan menjadi ‘misleading’.
Adalah karya agung dua kartunis muda yaitu Benny Rachmadi (Benny) dan Muhammad Misrad (Mice). Sejak penerbitan pertamanya di tahun 2003, kartun Benny and Mice telah mendapat tempat di hati pembacanya. Tidak sedikit publik yang mengagumi kedua tokoh ini. Mungkin alasan mereka menyukai kartun ini sesederhana dengan tema-tema yg diusung oleh kedua kartunis tersebut.
Ceritanya mengenai dua lelaki berumur sekitar 30an yang mencoba bertahan hidup di kota Jakarta bersama hingar-bingarnya. Benny dan Mice (mi ce atau mais?) adalah dua sahabat yang termarjinalkan secara struktural di Jakarta. Namun kondisi tersebut tidak menyurutkan mereka untuk tetap menerima hidup ini apa adanya. Meskipun kelihatannya ndeso dan kampungan, keduanya tetap kompak dan berusaha sebaik mungkin untuk tetap eksis di lingkungan sosial kota Jakarta.
Kekuatan utama dari komik ini adalah nilai kejujuran dan objektifitas yang diilustrasikan di setiap ceritanya. Benny dan Mice adalah representasi dari jutaan rakyat yang terjebak dalam kemiskinan kota besar seperti Jakarta. Keduanya selalu ingin mengejar “kecepatan” kota Jakarta dengan kondisi seadanya dan bahkan tidak memungkinkan. Akhirnya, ide-ide jahil pun muncul sebagai manifestasi atas kondisi tersebut. Sebagai contoh, ketika celana boxer sedang trend, Mice tergoda untuk mengikutinya. Namun sayang, Mice yg selalu ingin selangkah lebih maju akhirnya hanya mengenakan celana boxer saja ketika berjalan di mal, tanpa baju dan celana panjang. Kocaknya dia mengenakan sarung tinju layaknya boxer betulan sambil bertanya pada Benny “Gimana Ben? Kesan Boxer-nya udah dapet belum? Ngetrend gak?.”
Dua tokoh Benny and Mice sebenarnya dapat dikatakan sebagai dua karakter yang menyatu. Sekilas memang tidak ada perbedaan karakter antar keduanya. Ndeso, jahil, kampungan dan konyol. Namun jika diperhatikan, tokoh Benny memiliki sifat lebih tegas, sedikit berotak tetapi sok tahu. Karakter Mice lebih bijak tetapi sama juga otaknya dangkal, sangat naif dan lugu. Uniknya, di kolom awal kartun ini, Benny dan Mice selalu digambarkan dengan setting dan kostum yang berbeda-beda di setiap episodenya. Hanya saja saya heran kenapa keduanya selalu jalan bersama di setiap kesempatan? Jangan-jangan Benny dan Mice adalah pasangan homo? Hehehe…
Objektivitas cerita pun menjadi salah satu kelebihan kartun ini. Dalam ilustrasinya, kartun ini memang mengetengahkan isu-isu realisme sosial dan politik. Namun, tidak seperti kartun-kartun lainnya yang selalu terkesan menggurui, kartun Benny and Mice tampil apa adanya. Malah ada beberapa kebiasaan buruk masyarakat miskin dikritik oleh kartun ini. Contohnya, anak jalanan yang menyalahgunakan rejeki pemberian orang untuk menghisap lem Aibon malah harus merasakan hidungnya lengket karena diberi lem kayu oleh Benny dan Mice.
Kartun Benny and Mice adalah suatu kritik sosial yang relevan dengan perkembangan zaman saat ini. Mereka selalu tampil jujur, apa adanya dan memiliki pesan moral yang jelas bagi pembacanya tanpa berusaha tampil paling mulia, paling tahu segalanya dan paling suci. Menurut saya, mereka inilah pejuang rakyat jelata yang sesungguhnya. Salut bagi pencipta kartun Benny and Mice!
Ini adalah beberapa episode favorit saya:
0 Komentar:
Post a Comment
Silahkan berkomentar disini walaupun hanya "Hay". Kami akan menghargai komentar anda. Anda berkomentar saya akan berkunjung balik